Rabu, 14 Februari 2018

BACK TO YOUR LIFE

KETIKA KITA MENENGOK KE BELAKANG


  
   KETIKA, kita merasakan kebahagiaan, kesenangan dan keceriaan, apa yang terlintas dalam benak diri kita, tentunya itu merupakan hal-hal yang sangat menyenangkan, namun berbeda dengan apa yang terjadi jika hal itu berbalik.
Hal itu merupakan realita kehidupan manusia yang terjadi di dalam menjalani proses kehidupan, namun kalau seseorang ingin maju tentunya tidak berjalan mundur dalam arti ke belakang, tetapi juga ketika seseorang ingin lebih baik tentunya juga harus tetap menengok ke belakang. Ingat hanya menengok bukan berjalan. 
Di sini, arti dari kalimat tersebut menggambarkan bahwa jika seseorang ingin maju atau lebih baik tetap harus menengok ke belakang tentang apa, bagaimana, dan mengapa seseorang itu tidak bisa maju atau lebih baik, tentu ada jawabannya karena jalan itu sudah kita lalui. hal ini bisa diartikan menengok hal-hal yang membuat tidak bisa maju agar dibenahi supaya bisa maju. namun jika mengulangi atau melebihi dari hal-hal yang terjadi di belakang yang membuat tidak bisa maju, ya tentunya sama saja orang tersebut tidak akan maju.
   Ok... kita tinggalkan orang yang tidak mau maju, seorang yang mau maju dalam kehidupannya tentu akan menatap ke depan dimana ia bisa bergerak maju, berpikir positif, berbudi luhur, kerja keras, dengan disertai manajemen yang tersistematis.
   Masa lalu adalah sejarah bagi diri kita, sekarang dan kedepan merupakan suatu perjuangan yang harus kita lalui untuk menggapai sebuah harapan agar menjadi lebih baik dari masa yang lalu. Apakah semudah itu, belum tentu juga.
Seorang manusia memang mempunyai sebuah harapan dan  
harapan merupakan suatu keinginan yang kuat dari diri seseorang, namun banyak yang merasakan harapan sebuah kehampaan belaka. Harapan yang membuat diri seseorang bahagia walaupun hanya sejenak, tapi terkadang tidak ada kenyataannya karena proses kehidupan seseorang yang sangat relatif. Bagaimana dan apa yang dirasakan seseorang jika harapan tersebut hanya sesuatu yang hampa belaka, terlepas semua itu adalah sebuah janji, sebuah ilusi, sebuah imajinasi namun suatu harapan yang menjadi keinginan dan kemauan seseorang ke depan haruslah bisa berdampak yang lebih baik dari sebelumnya.
  Harapan untuk menjadi lebih baik tentunya tidak semata-mata langsung bisa terealisasi tanpa adanya sebuah perjuangan dan pengorbanan, dan tidak menutup kemungkinan pula dalam menempuh suatu harapan tersebut banyak sekali menuai hambatan-hambatan yang bisa membuat seseorang pesimis untuk melangkah ke depan. sehingga apa yang menjadi harapan untuk menjadi lebih baik tidak akan bisa tercapai. Hal ini merupakan suatu kondisi yang harus dihindari karena harapan bisa dicapai kalau kita selalu optimis, banyak juga yang mengatakan melalui kalimat-kalimat kiasan "jangan pernah menengok ke belakang jika kita ingin melangkah ke depan", tentunya hal ini berseberangan dengan opini saya, yang mana setiap langkah ke depan kita harus menengok ke belakang, yang mana kegagalan dan permasalahan apa yang terjadi di masa lampau bisa kita jadikan sebagai referensi untuk melangkah lebih baik dalam menggapai suatu harapan yang lebih baik ke depan. Sedangkan hal-hal yang menurut kita sudah baik kita lakukan di masa lampau bisa lebih kita tingkatkan untuk menjadi lebih baik.
    Cerita dua orang anak yang sedang bersepeda berawal dari jalan dengan arah yang sama, namun ditengah perjalanan ada dua arah jalan yang berbeda, masing-masing menentukan arahnya masing-masing sehingga tujuannya yang digapaipun berbeda pula, tentunya dua arah ini memiliki satu tujuan atau tempat yang baik dan begitu sebaliknya. Namun bagaimana dengan anak yang sampai tujuan ternyata tempat atau tujuannya tidak sesuai dengan harapannya, dan apa yang terjadi selanjutnya? Anak tersebut lantas berpikir dan flashback kebelakang dimana dia kembali berpikir pada dua arah jalan yang memisahkan dengan teman yang berbeda arah dengannya, lantas dalam benaknya bertanya pada dirinya sendiri, "jika saya berjalan ke arah seperti jalan yang dipilih temannya mungkin tempat atau tujuan yang dicapai pasti sesuai dengan harapan saya" apakah benar seperti itu? Apakah temannya yang dianggap sesuai arah jalan tujuan juga merasakan sudah sesuai harapan? Hal itu juga belum tentu benar, karena yang namanya tempat atau tujuan yang dikatakan baik itu sangatlah relatif, orang satu dengan yang lainnya mungkin mempunyai pikiran yang berbeda terkait dengan tempat atau arah tujuan yang dianggap baik. Sebenarnya terlepas dari cerita tersebut, dibalik itu makna yang terkandung yaitu, kegagalan pada suatu arah tujuan yang sudah digapai oleh seseorang yang tidak sesuai dengan harapan, tentunya membuat orang tersebut akan berpikir kembali "ke belakang" akan penyebab terjadinya kegagalan tersebut.
    So.. tetaplah menengok ke belakang jika akan menentukan arah tujuan yang dituju agar sesuai dengan harapan, karena ada banyak hal di belakang kita yang sudah kita lalui sebagai pembelajaran untuk menggapai tujuan di masa depan.

Setiap orang memiliki masa lalu.
“Tidak ada orang gagal yang tidak punya masa depan dan tidak ada orang sukses yang tidak punya masa lalu.” – Rangga Umara

APAKAH MASA LALU KAMU MENYEDIHKAN ATAU MENYENANGKAN?
BACK TO YOUR LIFE.

Pak'ne Sandi




Senin, 08 Februari 2016

SOSOK MASA ITU

GADIS BERKERUDUNG PUTIH
Ilustrasi Photo "anak wedok"

PART 1


Siang itu, terik matahari begitu menyengat tanpa sepoi angin yang mengiringi, sesosok remaja dengan seragam abu-abu-nya berjalan disepanjang jalan beraspal tanpa sebuah topi, jelas terlintas di raut wajahnya rasa dahaga yang mendalam. hanya rasa yang terpendam dan pikiran yang terhinggap di benaknya, mungkinkah dia berpikir untuk cepat sampai di rumah karena begitu panas dan dahaganya, atau ada hal yang lainnya.

Sulit sekali untuk menebaknya, karena dengan langkah gontainya yang seakan tanpa tujuan, juga terlihat tanpa reaksi dengan begitu banyak hal-hal yang melintasinya, lalu lalang mobil, kendaraan, teman sebaya, toko, becak, sepeda dan masih banyak lagi, yaaahhh benar memang tidak ada respon dan terlihat acuh dengan semua kejadian di sekelilingnya. 

Remaja itu siswa SMK swasta di kota Solo, dilihat dari status keluarga boleh dibilang dari keluarga kurang mampu, terlihat dari kesehariannya yang hanya berjalan kaki ke sekolah, juga biaya SPP tiap bulan yang selalu menunggak, namun hal itu tidak mengurangi semangatnya untuk tetap bersekolah.

Selain itu, biasa juga sih anak remaja seusia anak SMK, selain belajar juga pastinya ada kegiatan lain yang dilalui karena masa-masa inilah remaja harus bisa membuktikan jati dirinya. Terkadang seseorang harus memikirkan sesuatu untuk arus kedepannya mau seperti apa dan bagaimana, terlepas dari semua beban yang dipikulnya, tetapi beban yang dipikul pastinya selalu ada, dan terntaya tidak sedikit beban yang dipikul pada usia remaja.

Adalah salah satu contoh beban seorang remaja cowok yang terkesima dengan seseorang sebaya dengannya, biasa sih masa-masa mengenal cewek, ada yang menganggap hal itu sepele dan tidak begitu menghiraukannya, tetapi cowok yang satu menganggap hal itu sangat serius dalam kehidupan remajanya, mengingat tingkat pesimistis yang tinggi karena keadaannya dan juga perbandingan dirinya dengan teman-teman sebayanya yang membuat remaja itu pesimis dalam melangkah.

Berawal dari sekolah yang berseragam abu-abu, remaja itu melihat sosok cewek yang sebaya dengannya, satu sekolah namun beda jurusan di SMK. perkenalan dimulai saling menyapa, tapi bukan sapaan biasa pada umumnya namun lebih pada sapaan menggoda (aneh juga ya, pesimis tapi berani menggoda.. hehe...) itulah remaja setingkat SMK. Yah dari situ ada respon dari cewek tersebut, respon yang menurut remaja cowok tersebut adalah respon positif, yang dianggap minimal mau diajak berteman, sehingga semakin pede aja remaja cowok tersebut dalam memainkan perannya sebagai teman yang akrab, setia atau apalah namanya, maklum peran kan banyak istilahnya.. hehe...!!

Waktu yang terus berlangsung dari hari kehari, bulan ke bulan remaja cowok tersebut akhirnya menyadari, sudah seberapa dekat dia dengan cewek tersebut, dan respon tertarik pada cewek itupun sempat terlintas di benaknya. namun kembali seperti di awal remaja cowok tersebut pesimis sekali untuk mengungkapkan perasaannya, sedangkan dalam teori percintaan (waduh mulai masuk bahasa intelek nih, haha....!!), menurut teori percintaan seorang cewek itu dalam menjalin suatu hubungan justru menunggu respon dari seorang cowok untuk mengungkapkannya, apalagi dalam hal tembak menembak... wao bener nggak sih??, yaaa kalau cowok punya sifat pesimis, bagaimana bisa terjalin suatu hubungan?? sebab masa-masa itu adalah masa dimana cewek itu sangat menjaga privasinya dalam hal percintaan, sehingga ngga mungkin seorang cewek itu berani menembak seorang cowok dalam menjalin hubungan (istilahnya bener ngga sih, kayak jinak-jinak merpati gitu, koreksi ya klo salah), jadi sampai disini emang belum terjalin sih hubungan itu.

Adalah seorang cewek boleh dikatakan gadis yang menggunakan jilbab atau kerudung putih, mungkin itu istilah jaman SMK dulu yang sekarang lebih kerennya dikenal dengan hijab yang lagi ngetrend, yang berwarna-warni dan bermacam-macam motif dan corak, dan kenapa disebut jilbab/kerudung putih, iya emang warnanya putih, karena saat sekolah dulu yang cocok dengan seragam ya itu warnanya, jadi ngga ada lainnya, cuma klo pas pramuka aja ganti warna coklat, tapi lebih dominan putihnya sih, makanya gadis berkerudung putih. waoow..!!
sosok cewek yang sederhana, manis, cantik, pintar dan pokok'e komplit deh, maklum klo jatuh cinta itu emang ngga ada cacatnya sih, hehehe..., tapi karena kepribadiannya yang lembut, kalem dan ngga neko-neko banyak cowok yang enggan menggodanya karena salut aja kali ya. cewek atau gadis itulah yang telah meluluhkan remaja cowok tadi hingga tak bisa berkata apa-apa untuk mengungkapkannya.

Pagi yang cerah itu, di sekolah yang ramai dengan siswa tak menghiraukan sosok remaja cowok yang terdiam di kelasnya sambil membaca-baca buku kesukaanya, tetapi tujuannya bukan membaca buku sebenanrnya sih, cuma untuk mencari perhatian saja dari seorang cewek berkerudung putih yang kebetulan sering lewat depan kelasnya ketika mau ke kantin. BERSAMBUNG


Senin, 01 Februari 2016

RENUNGAN SIANG

SENDIRI


Sendiri itu hanya seorang diri
Sendiri itu tidak bersama orang lain
Sendiri itu kelihatan sunyi dan sepi
Sendiri itu terlihat asing
Sendiri itu terkesan egois
Sendiri itu terkadang membosankan, dan
Sendiri itu penuh dengan pikiran

Haruskah muncul pertanyaan:
Apa penyebab terjadinya Sendiri?
Walaupun terkadang sulit untuk diungkapkan. NAMUN

dibalik semua itu.....

Sendiri itu instropeksi diri dan punya kekuatan yang lebih untuk melakukan itu.
Sendiri itu bukan berarti egois, karena terkesan menyendiri
Sendiri itu bukan berarti sunyi dan sepi, karena bisa memasuki dunia maya, walau itu tidak nyata.
Sendiri itu bukan berarti asing, karena kita bukan Turis Mencanegara
Sendiri itu tidak membosankan, karena kecenderungan hobi kita yang banyak.
Sendiri itu ..... MEMANG penuh dengan pikiran,

Karena.....

Mengapa, apa, dan bagaimana KOK bisa Sendiri?

Termasuk apa yang terlintas dalam tulisan ini. Asal saja tidak ada yang salah dengan Sendiri ini. Karena itu arus yang harus diikuti.

Yakin dan percaya dengan Sendiri ini, dan yakin pula tidak selamanya manusia itu Sendiri.

"confident and believe myself "





Senin, 22 Juni 2015

INSTROPEKSI

Semakin maju negara semakin pintar juga orang-orangnya, yaaahhh termasuk pintar dalam menggurui orang lain, alangkah baiknya kalau menggurui diri sendiri dulu sebelum menggurui orang lain. tidak ada manusia yang sempurna. kelebihan dan kekurangan kita sebagai manusia sudah ada yang mengatur sejalan dengan berakhirnya kehidupan ini. bercerminlah untuk tidak mencari bagian mana yang menurut anda sempurna, tapi bercerminlah untuk mencari bagian mana yang menurut anda buruk untuk diperbaiki. kalau belum bisa diperbaiki yakinkan bahwa suatu saat nanti tetap bisa diperbaiki, ATAU JUSTRU TIDAK BISA SAMA SEKALI. semua sudah diatur sesuai jalannya sendiri-sendiri.

Senin, 08 Desember 2014

SESAAT KETIKA DERASNYA HUJAN



HUJAN

Ku berjalan diatas pasir, derunya ombak menerjang habis
angin menerpa tanpa kata dan hanya bersuara
Lirih… sunyi… akankah berteriak dalam derunya suara ombak
percuma, sekeras apapun teriakan itu terhempas suara ombak besar
diam dan diam, diam yang tanpa solusi??
Aahhh tidak…….
bukan itu……..
coba menengok  ke atas menatap awan
derasnya awan berjalan, seakan menyambut mendung yang datang
siap dan bersiaplah menyambut hujan
dari tetesan air kecil bak embun
perlahan jadi gerimis, dan….
derasnya air hujan membasahi semua
yaahh… semuanya, termasuk tubuh ini, akhirnya….
Indah itu tanpa suara, nikmatilah suara derasnya air hujan
jatuh dengan banyak irama, yaaahhh irama…. Irama tanpa nada
hebatnya…. gemuruh petir hadir ditengah-tengah.
teriakan itu ternyata sudah diwakili oleh derasnya air hujan. Hampa……

Solo, 6 Des 2014   16.15
Pak’ne Sandi

Jumat, 03 Agustus 2012

Coretan Tangan Spontanitas


TENTANG HIDUP AJA
Dalam suatu kehidupan ada beberapa tuntutan yang harus kita lakukan sejak kita lahir hingga sampai berakhirnya kehidupan ini, manusia dalam kehidupan dituntut menjalankan kehidupan ini dengan sebaik dan semaksimal mungkin, walaupun situasi dan kondisi terkadang tidak memungkinkan untuk menjalankan kehidupan tersebut, mungkin hal ini terjadi pada orang-orang tertentu yang dalam kehidupannya mengalami banyak permasalahan. Tuntutan demi tuntutan tersebut mungkin tidak semuanya dapat kita laksanakan dalam mengarungi kehidupan yang mungkin penuh dengan tantangan, lika-liku dan perjuangan. Hal ini sangat dirasakan dan harus dilaksanakan karena seorang manusia yang hidup di dunia haruslah punya perencanaan yang nantinya akan dilaksanakan dalam kehidupan ini. Tetapi kemungkinan yang terjadi malah justru sebaliknya, banyak orang hidup yang tidak mempunyai perencanaan dalam melaksanakan kehidupannya atau dalam arti lain tidak mempunyai tujuan hidup yang pasti, sehingga ditengah perjalanan hidupnya manusia tersebut banyak mengalami permasalahan-permaslahan didalam kehidupannya. Hal ini ditengarai oleh banyak faktor, kondisi ekonomi, sosial masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan, religi dan bahkan politik-pun bisa mempengaruhi psikologis seseorang dalam menjalankan kehidupan ini, selain itu masih banyak lagi faktor lain yang menjadi faktor timbulnya permasalahan-permasalahan dalam kehidupan manusia, yang kalau boleh saya rangkum yaitu ragam permasalahan dalam kehidupan manusia.
Hal ini tidak bisa dipungkiri, suatu misal dengan sulitnya kondisi ekonomi yang secara tidak langsung sangat dirasakan oleh orang yang masuk dalam kategori menengah ke bawah, sangatlah mempengaruhi kondisi psikologi seseorang. Seseorang yang apabila secara psikologi dalam kehidupannya terganggu oleh situasi atau keadaan tertentu secara otomatis juga akan mempengaruhi perjalanan hidupnya, kalau boleh dikatakan seorang yang stress atau orang yang belum siap dalam menghadapi situasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Hal-hal seperti inilah yang harus dicermati oleh seseorang dan bahkan harus dikhawatirkan apabila seseorang tersebut belum atau tidak siap dalam menghadapi kehidupan yang secara realitas tetap dan harus dijalankan, karena kita telah lahir dan ada di dunia ini.
Berbicara tentang masalah kehidupan yang timbul di dunia ini, tidak hanya terjadi pada orang yang masuk dalam kategori menengah ke bawah saja, ya walaupun secara prosentase lebih banyak yang masuk dalam kategori menengah kebawah. Namun perlu kita sadari pula bahwa orang hidup didunia tidak terlepas dari suatu permasalahan hidup yang tidak memandang pangkat, derajat serta martabat dalam status sosial masyarakat. Kita juga banyak melihat orang yang secara materiil mempunyai kelebihan tetapi dalam kehidupannya secara non materiil mungkin mengalami banyak permasalahan hidup. Selain yang saya sebutkan diatas mungkin ini permaslahan hidup yang banyak terjadi pada orang yang masuk dalam kategori menengah ke atas atau dengan kata lain lebih secara materi, suatu misal cinta/percintaan yang tidak bisa diukur secara materi yang berdampak pada keharmonisan rumah tangga, kekayaan dengan hasil korupsi, penyalahgunaan wewenang atau jabatan, karakter emosional yang berlebihan dan masih banyak lagi. Itu semua terjadi secara terus menerus pada seorang manusia dan tidak ada yang dapat mengobati atau memberikan solusi apabila tidak seseorang itu sendiri yang mengatasinya.
Hal ini sudah menjadi ragam hidup manusia, manusia hidup memang dihadapkan pada permasalahan-permasalahan tersebut, tinggal bagaimana kita menyikapinya dan mengatasinya serta menyadarinya bahwa inilah hidup. Permasalahan yang timbul mungkin datang dari diri kita sendiri yang tidak memahami arti hidup secara religius. Untuk mengatasi semua itu secara tidak langsung sudah ada penangkal-nya yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada orang yang hidup di dunia ini. Apabila kita berpedoman pada kepercayaan kita, yang secara religi sudah diberikan oleh Sang Pencipta, mungkin kita tidak begitu sulit dalam mengatasi suatu permasalahan atau  bahkan bisa meminimalisir permasalahan yang timbul dalam kehidupan. Kepercayaan secara religi tidak dihadapkan pada adanya permasalahan-permasalahan dalam hidup, karena apabila kita benar-benar percaya dan menekuni serta menghayati kepercayan yang kita anut, secara otomatis kita akan merasa takut untuk menimbulkan atau melakukan masalah-masalah dalam hidup. Ya walaupun secara praktis sulit dilaksanakan. Tetapi minimal itulah kunci yang selama ini bisa untuk mengatasi serta meminimalisir permasalahan hidup.

Selasa, 03 April 2012

Salam kenal

Seuntai kata....sebuah harapan....
"Saling berbagi, Saling memberi, Saling berdiskusi" melalui sebuah media yang bersifat positif adalah sebuah harapan dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa.